Minggu, 13 Januari 2019
Setiap tempat pasti mempunyai
sejarah, disini saya akan menjelaskan sejarah mengenai makam Pangeran
RajaMuhammad/Pangeran Luwung/Pangeran Luhung. Makam Pangeran Raja Muhamad atau
yang lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Luwung ini terletak di Desa Luwung
Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon. Letak makamnya tidak terlalu jauh dari jalan
Pantura Cirebon dan sangat mudah dijangkau dari berbagai wilayah dengan
berbagai mcam kendaraan. Juru kunci disana bernama Rd.
AHMAD KOSASIH, S.Pd.I. Makam Pangeran Raja Muhammad memiliki visi dan misi.
Visinya yaitu: Terwujudnya wisata religi untuk dijadikan tempat ziarah para
kyai dan masyarakat umum. Misinya: Melestarikan cerita
sejarah pangeran Luwung agar anak cucu kita mengetahui tentang sejarahnya tokoh
penyebar agama islam ditanah jawa, melestarikan padepokan pemakaman Pangeran
Raja Muhammad yang sudah masuk ke BPCB (Badan Pelestarian Cagar Budaya), melayani
tamu yang datang apabila ingin mengetahui sejarah Pangeran Raja Muhammad,dan memandu tamu yang datang untuk berziarah. Pangeran
Raja Muhammad atau yang biasa disebut Pangeran Luhung atau Luwung adalah
seorang penyebar Islam yang hidup sezaman dengan Syarif Hidayatullah atau Sunan
Gunung Jati. Keadaan makam Pangeran Raja muhammad lumayan bersih dan indah dengan
bangunan makam yang bernuansa tradisional khas Cirebon.Makam Pangeran Luwung
sendiri berada di sebuah bangunan yang pintunya tertutup dan tidak dibuka
setiap saat. Para peziarah yang datang seringkali hanya berziarah di luar
bangunan utama yang tetap nyaman dan aman untuk berziarah.Hampir tiap hari
makam ini selalu dikunjungi oleh orang dari wilayah Cirebon dan sekitarnya. Letak
makamnya sendiri berada di belakang sebuah masjid, sehingga kesan angker tidak
ditemukan di pemakaman ini. Sejak kecil Pangeran Raja Muhammad
sudah mempunyai keistimewaan (ilmu laduni) yaitu sesuatu yang belum diketahui
tetapi sudah bisa diketahui. Saat Pangeran Raja Muhammad sudah dewasa ia pergi
merantau untuk menyebarkan ilmunya sampai ke negri Minang (Sumatra, Padang).
Setelah bertahun-tahun di Minang ia dipercaya sebagai tokoh atau ulama sehingga
disana ia dijuluki Syekh Raja Muhammad. Kemudian, setelah lama di Minang ia
pulang kembali ke Tanah Jawa pada sekitar abad ke-16, Pangeran Raja Muhammad
pulang dengan menaiki kapalnya, lalu ia singgah di daerah Mundu Pesisir (Alas
Mundu) yang pada akhirnya ia mendirikan sebuah padepokan (pesantren). Setelah
lama menyebarkan agama islam di daerah Mundu bersama dengan para pengikutnya, kemudian Pangeran Raja Muhammad mempunyai para
penjaga, yaitu ada yang dari Wikodi, Wiragasatri, dan Kineja. Setelah Pangeran
Raja Muhammad sudah terkenal di daerah Mundu, kemudian Syekh Syarif Hidayatullah
datang kepada Pangeran Raja Muhammad untuk memastikan bahwa Pangeran Raja
Muhammad adalah cucunya atau bukan. Kemudian Pangeran Raja Muhammad dicoba untuk
menunjukkan ilmu dan kesaktiannya oleh Syekh Syarif Hidayatullah. Setelah
dicoba, ternyata terbukti bahwa Pangeran Raja Muhammad memang benar-benar
sakti, sehingga Syekh Syarif Hidayatullah memberi julukan kepada Pangeran
Raja Muhammad yaitu dengan sebutan pangeran Luhung. Kata Luhung berasal dari
kata leuweung (Hutan), karena orang-orang desa tidak bisa menyebut kata leuweung
sehingga mereka menyebutnya desa luwung. Lalu Pangeran Luhung
mendirikan suatu padepokan di Desa Luwung yang kemudian padepokannya terkenal
dan sering dikunjungi oleh para kyai atau habbait, dan para santri untuk
berziarah. Setelah perkembangannya sangat pesat dan dirasakan keberkahannya
oleh para kyai dan masyarakat sehingga Pangeran Luhung disebut sebagai Wali
Loman atau Wali Murah (murah barokahnya dan murah karomahnya).
0 komentar:
Posting Komentar