Minggu, 27 Januari 2019
Sejak anak-anak Pangeran Raja Muhammad sudah mempunyai keistimewaan (ilmu
laduni) yaitu sesuatu yang belum diketahui tetapi sudah bisa diketahui. Ketika
Pangeran Raja Muhammad sudah besar ia pergi merantau untuk menyebarkan ilmunya
sampai ke negri Minang (Sumatra, Padang). Setelah bertahun-tahun di Minang ia
dipercaya sebagai tokoh atau ulama sehingga ia dijuluki Syekh Raja Muhammad.
kemudian setelah lama di Minang ia pulang kembali ke
Tanah Jawa sekitar abad ke-16, perjalanan pulang dengan menaiki kapalnya ia
singgah di daerah Mundu Pesisir (Alas Mundu) yang akhirnya mendirikan sebuah
padepokan (pesantren). Setelah lama menyebarkan agama islam di daerah Mundu
dengan para pengikutnya dan kemudian Syekh Raja Muhammad mempunyai para
penjaga, ada yang dari Wikodi, Wiragasatri, dan Kineja.
Setelah Syekh Raja Muhammad sudah terkenal di daerah
Mundu, kemudian Syekh Syarif Hidayatullah datang kepada Syekh Raja Muhammad
untuk memastikan bahwa Syekh Raja Muhammad cucunya apa bukan. Kemudian Syekh
Raja Muhammad dicoba ilmu dan kesaktiannya oleh Syekh Syarif Hidayatullah.
Setelah dicoba dan ternyata terbukti bahwa Syekh Raja Muhammad memang benar
sakti, sehingga Syekh Syarif Hidayatullah memberi julukan kepada Syekh
Raja Muhammad dengan sebutan pangeran Luhung. Kata Luhung berasal dari kata
leuweung (Hutan), karena orang desa tidak bisa menyebut kata leuweung sehingga
mereka menyebutnya desa luwung. Kemudian Pangeran Luhung mendirikan suatu
padepokan di Desa Luwung yang kemudian padepokannya terkenal dan sering
dikunjungi oleh para kyai atau habbait, dan para santri untuk berziarah.
Setalah perkembangannya sangat pesat dan dirasakan keberkahannya oleh para kyai
dan masyarakat sehingga Pangeran Luhung disebut sebagai Wali Loman atau Wali
Murah (murah barokahnya dan murah karomahnya).
0 komentar:
Posting Komentar